Setelah kurang lebih beberapa waktu lamanya sepulang dari dakwah di luar negeri, dengan tidak disengaja (di suatu pagi yang cerah ba'da shalat sunnat Dhuha) Fauzi melihat ada hal ganjil pada tanaman jeruk yang pernah ditanamnya itu. Tinggi pohonnya baru kira-kira 70 cm dan salah satu cabangnya ada yang masuk ke kolam (karena memang tanpa sengaja di tanam di pinggir kolam). Curiga kalau-kalau ada anak yang nakal kepada pohon tadi, maka diangkatnya batang yang terjuntai ke kolam. Apa yang terjadi? Masya Allah tanaman tadi ternyata telah berbuah dan saking beratnya hingga batangnya terjuntai masuk ke kolam. Begitu diangkatnya, dilihatnya, dan disentuhnya, tanaman ini berbuah pepaya dengan beratnya 11 kg. Fauzi pun bersujud syukur. Karena selama hidupnya belum pernah melihat pohon jeruk buahnya pepaya.
Setelah kejadian itu Fauzi pun teringat akan pesan dari kakek tua yang pernah memberinya tanaman ini supaya jangan sombong dan riya, maka semenjak itu Fauzi pun memilih diam seribu bahasa tak bercerita kepada siapapun. Takut jadi riya dan sombong, katanya. Beliau berusaha mencari kakek tua itu di tempat di mana dia mendapatkan pohon tersebut tapi tidak bertemu, akhirnya beliau berpuasa selama 7 hari, sholat minta kepada Allah agar dipertemukan dengan kakek tua tersebut. Akhirnya keinginan Fauzi Ahmad dikabulkan oleh Allah walaupun bertemu hanya dalam mimpi. Dari mimpi tersebut kakek tua tersebut mengajari bagaimana cara mengembangbiakkannya secara gamblang, dan memberitahu sampai detil termasuk bahwa tanaman ini adalah tanaman obat yang InsyaAllah dapat menyembuhkan macam-macam penyakit.
Singkat cerita, akhirnya pohon yang sempat tak diacuhkan itu pun kini telah menjadi sahabat dan kariernya yang disusun rapi dan apik, maklum sajalah walaupun sekarang telah menjadi seorang ustadz / mubaligh / Da'i beliau tak suka pada jenis tanam-tanaman (maklum, mantan artis). Namun semenjak pohon jeruk pepaya menjadi tanaman heboh dan menakjubkan dengan segala keunikan-keunikannya, sayapun jadi mencintai semua jenis tanaman bahkan mungkin melebihi dari tukang-tukang kebun maupun penjual tanaman hias atau petani, akunya. Sampai-sampai kini di rumahnya pun penuh dengan bermacam-macam tanaman dan dirawatnya dengan seksama.
Nah, setelah kejadian itulah akhirnya tanaman itu pun di tanam di rumahnya di Cianjur di desa Sukamanah Cugenang Cianjur. Dan beliaupun sibuk dalam kegiatan - kegiatan dakwahnya sampai ke mancanegara, lupa kalau dulu di kampungnya pernah menanam pohon jeruk pepaya yang kini membuatnya cukup populer di Indonesia, bahkan melalui tanaman jerpaya namanya lebih harum di luar negeri. Ini terbukti dari tamu-tamu asing yang datang ke rumahnya, bahkan mengundangnya dalam seminar-seminar tanaman langka di luar negeri.
Ini adalah aset flora yang sangat berharga yang harus dilestarikan dan dikembangkan serta menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia, mudah-mudahan demikian, katanya.
Dari peneliti - peneliti yang datang dari berbagai instansi dan khalayak ramai, terutama dari LIPI, termasuk juga dari penelitian / silaturahmi dari pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan seluruh Kebun Raya di Indonesia sudah mengetahuinya mengatakan bahwa pohon ini unik dan langka serta menjadi salah satu obat tradisional " katanya.