Senin, 14 Mei 2012
Fauzi Ahmad "Jerpaya" : Peduli terhadap kaum duafa
Sabtu, 11 Juni 2011
Jerpaya, mirip dengan Sukade atau Citrus Medica , tapi rasanya beda!!
Buah jeruk ini bentuknya seperti pepaya, tetapi bukan golongan pepaya melainkan suatu varietas dari jeruk Citrus medica varietas proper yang di kalangan perjerukan dikenal sebagai sukade citroen (jeruk sukade). Kulitnya begitu tebal sampai isinya jadi tidak berarti. Sari buahnya sedikit, dan rasanya asam. Kalau Citrus medica var. proper sudah sejak dulu.
Walaupun mempunyai ciri-ciri sama dengan tersebut di atas, tapi setelah dilakukan penelitian di LIPI dan banyak disaksikan oleh media, ternyata banyak sekali perbedaan dengan jeruk sukade yang sudah lama ada. Bahkan dikatakan Jerpaya temuan Ustadz Fauzi Ahmad ini merupakan varietas tersendiri.
Inilah yang menjadi keunikan Jerpaya, dari daun, kulit, sampai biji enak dimakan, tidak pahit atau getir dan tidak asam seperti varietas tersebut di atas. Daunnya rasanya seperti permen vicks, kulit buahnya seperti rasa permen hansen, biji buahnya seperti rasa kuaci, dan daging buahnya seperti rasa pepaya mengkal. Dan yang aneh adalah apabila daging buahnya dimakan minimal 15 orang maka masing-masing orang akan mendapatkan bermacam-macam rasa, ada yang rasa mangga, salak, durian dll bahkan seseorang bisa mendapatkan sampai 7(tujuh) rasa.
Dari penemuan ini banyak sekali ahli pertanian baik dari luar dan dalam negeri yang meneliti rahasia buah tersebut. Bahkan beberapa pihak telah mengusulkan agar dipatentkan sehingga tidak diakui oleh negara lain. Namun karena kendala biaya maka sampai saat ini (22 tahun lamanya ) hak patent belum terealisir.
Minggu, 21 Maret 2010
Sejarah Singkat Jerpaya
Setelah kurang lebih beberapa waktu lamanya sepulang dari dakwah di luar negeri, dengan tidak disengaja (di suatu pagi yang cerah ba'da shalat sunnat Dhuha) Fauzi melihat ada hal ganjil pada tanaman jeruk yang pernah ditanamnya itu. Tinggi pohonnya baru kira-kira 70 cm dan salah satu cabangnya ada yang masuk ke kolam (karena memang tanpa sengaja di tanam di pinggir kolam). Curiga kalau-kalau ada anak yang nakal kepada pohon tadi, maka diangkatnya batang yang terjuntai ke kolam. Apa yang terjadi? Masya Allah tanaman tadi ternyata telah berbuah dan saking beratnya hingga batangnya terjuntai masuk ke kolam. Begitu diangkatnya, dilihatnya, dan disentuhnya, tanaman ini berbuah pepaya dengan beratnya 11 kg. Fauzi pun bersujud syukur. Karena selama hidupnya belum pernah melihat pohon jeruk buahnya pepaya.
Setelah kejadian itu Fauzi pun teringat akan pesan dari kakek tua yang pernah memberinya tanaman ini supaya jangan sombong dan riya, maka semenjak itu Fauzi pun memilih diam seribu bahasa tak bercerita kepada siapapun. Takut jadi riya dan sombong, katanya. Beliau berusaha mencari kakek tua itu di tempat di mana dia mendapatkan pohon tersebut tapi tidak bertemu, akhirnya beliau berpuasa selama 7 hari, sholat minta kepada Allah agar dipertemukan dengan kakek tua tersebut. Akhirnya keinginan Fauzi Ahmad dikabulkan oleh Allah walaupun bertemu hanya dalam mimpi. Dari mimpi tersebut kakek tua tersebut mengajari bagaimana cara mengembangbiakkannya secara gamblang, dan memberitahu sampai detil termasuk bahwa tanaman ini adalah tanaman obat yang InsyaAllah dapat menyembuhkan macam-macam penyakit.
Singkat cerita, akhirnya pohon yang sempat tak diacuhkan itu pun kini telah menjadi sahabat dan kariernya yang disusun rapi dan apik, maklum sajalah walaupun sekarang telah menjadi seorang ustadz / mubaligh / Da'i beliau tak suka pada jenis tanam-tanaman (maklum, mantan artis). Namun semenjak pohon jeruk pepaya menjadi tanaman heboh dan menakjubkan dengan segala keunikan-keunikannya, sayapun jadi mencintai semua jenis tanaman bahkan mungkin melebihi dari tukang-tukang kebun maupun penjual tanaman hias atau petani, akunya. Sampai-sampai kini di rumahnya pun penuh dengan bermacam-macam tanaman dan dirawatnya dengan seksama.
Nah, setelah kejadian itulah akhirnya tanaman itu pun di tanam di rumahnya di Cianjur di desa Sukamanah Cugenang Cianjur. Dan beliaupun sibuk dalam kegiatan - kegiatan dakwahnya sampai ke mancanegara, lupa kalau dulu di kampungnya pernah menanam pohon jeruk pepaya yang kini membuatnya cukup populer di Indonesia, bahkan melalui tanaman jerpaya namanya lebih harum di luar negeri. Ini terbukti dari tamu-tamu asing yang datang ke rumahnya, bahkan mengundangnya dalam seminar-seminar tanaman langka di luar negeri.
Ini adalah aset flora yang sangat berharga yang harus dilestarikan dan dikembangkan serta menjadi salah satu kebanggaan bangsa Indonesia, mudah-mudahan demikian, katanya.
Dari peneliti - peneliti yang datang dari berbagai instansi dan khalayak ramai, terutama dari LIPI, termasuk juga dari penelitian / silaturahmi dari pihak Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan seluruh Kebun Raya di Indonesia sudah mengetahuinya mengatakan bahwa pohon ini unik dan langka serta menjadi salah satu obat tradisional " katanya.